Main Menu

Jumat, 01 November 2013

REVIEW FILM THOR 1



Walau telah terbit dalam bentuk seri komik yang dirilis oleh Marvel Comics semenjak tahun 1966, tidak hingga tahun 2001 Thor akhirnya mampu menarik perhatian Hollywood untuk mengadaptasinya menjadi sebuah film layar lebar. Pun begitu, semenjak ditinggalkan oleh Sam Raimi – sutradara pertama yang berminat dan telah mengembangkan konsep cerita adaptasi kisah Thor ke layar lebar – Thor menjadi terbengkalai sebelum akhirnya hak adaptasi layar lebar dari seri komik tersebut dibeli oleh Paramount Pictures di tahun 2006. Setelah lagi-lagi ditinggalkan oleh beberapa sutradara, Kenneth Branagh akhirnya terpilih sebagai sutradara Thor di tahun 2008. Terkenal sebagai seorang yang bertangan dingin dalam mengadaptasi karya-karya William Shakespeare, Branagh ternyata memiliki kemampuan yang cukup hangat untuk menangani sebuah adaptasi kisah seri komik dan menjadikan Thor ringan dan menyenangkan untuk disaksikan namun tetap tidak kehilangan esensi ceritanya secara keseluruhan.
Berbeda dengan karakter-karakter superhero lainnya yang ada di seri komik rilisan Marvel Comics, Thor tidak memiliki kekuatan buatan yang berasal dari kemajuan teknologi manusia. Thor merupakan seorang keturunan dewa, dengan kekuatan fisik yang jauh lebih tangguh serta dilengkapi dengan sebuah palu berkekuatan dahsyat sebagai senjata andalannya. Thor (Chris Hemsworth) merupakan anak pertama dari Odin (Anthony Hopkins) dan Frigga (Rene Russo), dewa yang menguasai Asgard. Dilihat dari fisik dan kemampuannya memimpin, Thor merupakan seorang penerus kerajaan yang wajar bagi Odin daripada putera keduanya, Loki (Tom Hiddleston). Walau begitu, sifat egois dan arogan yang dimiliki oleh Thor dinilai Odin adalah halangan Thor untuk duduk di singgasana kerajaan. Bahkan, pada satu titik, setelah Thor tidak dapat mengenyampingkan arogansi dirinya, Odin akhirnya menghukum Thor, mencabut segala kekuatannya dan mengirimkannya ke Bumi.
Beruntung, kejatuhannya ke Bumi diselamatkan oleh Jane Foster (Natalie Portman), seorang astrophysicist yang saat itu sedang bekerja bersama rekan kerjanya, Erik Selvig (Stellan Skarsgård) dan Darcy Lewis (Kat Dennings). Kejatuhan palu berkekuatan dahsyat milik Thor, yang juga dikirimkan Odin ke Bumi namun hanya akan dapat digunakan bila seseorang memang pantas untuk menggunakan kekuatannya, ternyata menarik perhatian banyak orang, termasuk beberapa agen rahasia yang mengaku bahwa mereka berasal dari Strategic Homeland Intervention, Enforcement and Logistics Division (S.H.I.E.L.D.).  Di Asgard sendiri, jatuhnya Thor membuat Loki segera berniat merebut singgasana dari tangan Odin. Sebuah tindakan yang akhirnya memicu sebuah kekalutan bagi penghuni jagad raya tersebut.
Sebagai sebuah karakter yang belum pernah dikenal sebelumnya, naskah cerita yang ditulis oleh Don Payne, Ashley Miller dan Zack Stentz harus diakui cukup mampu untuk memberikan perkenalan yang cukup mendalam mengenai asal-usul dan latar belakang kehidupan dari Thor. Pun begitu, seperti halnya naskah cerita dwilogi Iron Man (2008 – 2010), Thor tidak pernah terasa berjalan terlalu serius: humor-humor segar dan singkat yang dihadirkan di banyak dialog film membuat Thor tetap mampu berjalan ringan dan menghibur. Sayangnya, mengulang kesalahan Iron Man 2 (2010) dan Captain America: The First Avenger (2011), bagian penceritaan mengenai pengenalan keberadaan dari kelompok S.H.I.E.L.D. – yang nantinya akan menyatukan para superhero Marvel Comics dalam satu kisah, The Avengers (2012) – terasa menjadi sebuah bagian yang terlalu dipaksakan untuk ada dengan esensi cerita yang kurang begitu terasa keberadaannya. Ini yang membuat bagian cerita Thor yang berlatar belakang di Bumi terasa kurang mampu mengimbangi intensitas bagian cerita Thor ketika film ini sedang berlatar belakang cerita di Asgard.
Kelemahan-kelemahan yang terdapat di naskah cerita untungnya seringkali dapat disembunyikan oleh performa para pengisi departemen akting film ini dengan begitu sempurna. Chris Hemsworth menunjukkan kharisma dan kapabilitas yang luar biasa untuk menjadi seorang superhero. Fisik Hemsworth memang terasa begitu pas untuk memerankan karakter Thor, namun kemampuannya untuk menggambarkan bagaimana perubahan sifat Thor dari seorang pria yang begitu angkuh menjadi seorang karakter baru yang lebih rendah hati-lah yang membuat kemampuan akting Hemsworth terasa begitu meyakinkan. Hemsworth juga menjalin chemistry yang sangat baik dengan pemeran karakter Jane Foster, Natalie Portman. Portman, seperti biasa, menunjukkan kelasnya sebagai seorang aktris yang handal. Pun begitu, kisah cinta yang terbentuk antara karakter Thor dan Jane Foster sayangnya kurang mampu dikembangkan dengan sempurna dan seringkali terasa terlalu terburu-buru untuk dihadirkan.
Para pemeran pendukung lainnya juga mampu membuat Thor hadir semakin solid. Anthony Hopkins memberikan sebuah penampilan yang walaupun sama sekali bukan penampilan yang baru bagi aktor tersebut, namun tetap mampu hdir dengan memikat. Stellan Skarsgård dan Kat Dennings menjadi pendamping yanng begitu sempurna bagi Portman, dengan Dennings menjadi penyuplai terbesar momen-momen komedi di dalam film ini. Jangan lupakan pula peran Tom Hiddleston yang mampu menggambarkan Loki sebagai sosok karakter yang begitu kelam dan Idris Elba yang begitu kharismatik dalam memerankan karakter Heimsdall.
Setelah terakhir kali mengarahkan remake Sleuth (2007), Kenneth Branagh juga terbukti masih belum kehilangan kemampuan pengarahannya yang handal. Pada Thor, Branagh mampu menghadirkan intrik cerita antara karakter-karakter yang ada di dalam jalan cerita film ini dengan begitu baik – seperti cara ia menghadirkan intrik-intrik drama yang banyak menghiasi jalan cerita milik William Shakespeare. Dan hal tersebut begitu terasa khususnya ketika Thor berfokus penuh pada pertentangan keluarga yang terjadi antara karakter Thor, Odin dan Loki. Branagh juga mampu menghadirkan eksekusi tata produksi yang baik terhadap tampilan visual dan suara di sepanjang penceritaan Thor.
Secara keseluruhan, Thor tampil begitu sempurna sebagai sebuah film yang berusaha untuk menghadirkan hiburan penuh bagi penontonnya. Film ini tidak pernah terlalu serius atau ambisius dalam usahanya memperkenalkan karakter Thor dan karakter-karakter lainnya, namun juga tetap mampu menghadirkan intrik yang memikat dari jalinan kisah-kisah yang dihadirkan, terima kasih atas pengalaman Kenneth Branagh dalam mengarahkan intrik drama mendalam dari adaptasi kisah-kisah William Shakespeare. Didukung dengan kemampuan akting yang sempurna dari jajaran pengisi departemen aktingnya serta sebuah tata produksi visual dan efek suara yang meyakinkan, Thor mampu hadir sebagai sebuah film adaptasi Marvel Comics terbaik diantara film-film adaptasi lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.