Main Menu

Rabu, 10 Oktober 2012

Individu, Keluarga dan Masyarakat (Tulisan)


Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama – sama dengan manusia lainnya dan tak mungkin ia hidup sendiri.
            Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Oleh karena itu setiap individu harus dapat saling menghormati dan saling menghargai setiap perbedaan – perbedaan yang ada di sekitarnnya. Manusia juga merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia juga berperan sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari  unsur jasmani dan rohani yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Jiwa dan raga inilah yang keduanya menjadi kombinasi yang tidak dapat dipisahkan.
             Manusia juga diberikan akal pikiran dan juga perasaan hal inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Manusia telah diberikan akal pikiran untuk terus belajar dan meningkatkan kualitasnya sebagai makhluk yang paling sempurna.
Keluarga terbentuk dari adanya individu. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Setiap keluarga pasti didalamnya memiliki kewajiban dan tanggung jawab masing – masing. Contohnya saja ayah, ayah memiliki kewajiban bertanggung jawab dalam kehidupan keluarganya untuk menafkahi semua anggota keluarga. Berbeda pula dengan ibu yang memiliki kewajiban mengurus rumah tanggan dan mendidik anak-anaknya. Kemudian kewajiban sang anak, jika ia sudah sekolah adalah belajar dan membantu pekerjaan rumah. Kehidupan keluarga tidaklah selalu berjalan dengan mulus dan harmonis pasti ada saja masalah – masalah yang muncul di dalam keluarga.
Disini saya ingin menguraikan sedikit permasalahan – permasalahan yang terjadi didalam keluarga. Semua orang pasti ingin memiliki suatu keluarga yang rukun, damai, dan juga harmonis. Kehidupan yang saling mendukung antara ayah , ibu dan anak baik di saat suka dan duka selalu didambakan oleh setiap keluarga di manapun.
Ada saja masalah yang terjadi di dalam rumah tangga, baik itu masalah ayah, ibu ataupun sang anak. Masalah tersebut bisa saja timbul dikarnakan, misalnya anak yang sering melanggar peraturan – peraturan sekolah sehingga membuat orang tua dari anak itu di panggil ke sekolah sehingga membuat orang tua dari anak tersebut menjadi kesal. Sehingga membuat anak itu disalahkan walaupun mungkin saja kesalahan itu bukan sepenuhnya kesalahan yang ia buat. Sehingga muncul lah permasalahan diantara anak dan orang tua. Mungkin ada pula contoh dari anak korban broken home dimana sang anak tidak diperdulikan lagi oleh kedua orang tuanya yang hanya mementingkan kehidupan sendiri sehingga membuat anak menjadi merasa kesepian. Inilah yang menjadi penyebab anak salah dalam bergaul bersama teman – temannya yang pada akhirnya anak menjadi terjerumus ke arah yang negatif seperti minum – minuman keras, narkoba bahkan bisa saja sampai menjadi ke arah yang lebih parah seperti pemerkosaan bahkan pembunuhan.
Oleh karena itu, disini saya akan mencoba memberikan beberapa cara untuk mengatasi permasalahan yang ada didalam keluarga. Hal yang paling utama didalam keluarga ialah adanya komunikasi antara kedua orang tua dan juga anak – anak. Hal ini merupakan upaya jika seorang anak mendapatkan masalah kedua orang tua dapat mengetahui masalah sang anak dan dapat mencarikan solusi yang tepat bagi sang anak. Selain itu bersikaplah terbuka dan jujur. Masalah tidak akan selesai jika selalu ditutup – tutupi dengan kebohongan. Hal ini harus dilakukan dikarnakan keluarga mempunyai fungsi pendidikan, sosialisasi, agama, ekonomi dan juga perlindungan. Jadi semua fungsi tersebuat harus terlaksana dengan baik agar tercipta sebuah keluarga yang rukun dan juga harmonis.
            Dari adanya individu dan keluarga maka akan terbentuklah sebuah masyarakat, masyarakat adalah adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat dapat terbentuk karena adanya individu - individu yang saling membentuk kelompok yang menjadi keluarga, dan dari keluarga – keluarga yang lain akan terbentuk suatu masyarakat. Keluarga dengan berbagai fungsinya adalah tempat individu untuk belajar bersosialisasi pertama kali sebelum ia ada dimasyarakat.
Maka dari itu sangatlah penting adanya sosialisai yang diberikan oleh keluarga. Semakin baik sosialisasi yang diberikan keluarga maka semakin baik pula ia dapat bersosialisai di tengah – tengah masyarakat sehingga dapat berperan dalam masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain masyarakat juga dapat diartikan sebagai panggung untuk seseorang dalam mempresentasikan sosialisasi - sosialisasi yang telah diberikan oleh keluarganya. Maka di masyarakatlah sifat – sifat kita akan terlihat semua apakah nantinya kita bisa diterima di masyarakat atau tidak diterima dimasyarakat.


Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan (Tulisan)


Setiap masyarakat yang mendiami suatu wilayah pasti tidak lepas dari suatu kebudayaan. Setiap wilayah pasti memiliki kebudayaannya masing – masing yang berbeda satu sama lain. Kebudayaan itu sendiri ada dikarnakan adanya masyarakat di wilayah tertentu. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang sangat luar biasa. Seperti yang kita ketahui negara kita merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Tentunya dengan jumlah penduduk yang banyak itu sudah pasti negara kita selalu dihadapkan dengan permasalahan kependudukan.
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Permasalahan yang dihadapi negara Indonesia adalah tidak meratanya persebaran penduduk yang ada sehingga menimbulkan kepadatan penduduk disuatu wilayah. Hal ini dikarnakan adanya kesempatan kerja yang lebih baik disuatu wilayah, penyediaan sarana dan prasarana, keamanan dan permasalahn – permasalahan lainnya. Dengan kondisi yang seperti ini banyak sekali permasalah yang timbul, contohnya seperti banyaknya pengangguran – pengangguran, kemiskinan dimana – mana, bermunculan pemukiman – pemukiman kumuh, kriminalitas dimana – mana dan masalah pembangunan yang tidak merata.
            Yang jadi permasalahannya adalah cepatnya pertumbuhan penduduk yang sudah tidak terkendali lagi yang menyebabkan tingginya beban pembangunan. Kepadatan penduduk yang tidak merata juga menyebabkan pembangunan menjadi tidak merata di daerah-daerah tertinggal, tingginya tingkat urbanisasi di kota-kota besar. Kepadatan jumlah penduduk di Indonesia juga berdampak pada masalah pendidikan, dikarnakan di Negara berkembang seperti Indonesia tingkat pendidikannya relatif rendah di banding dengan negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang. 
      Saya akan mengutarakan beberapa sebab rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia :
1. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.

2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.

3. Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP).

4. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.


5. Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.


6. Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.
7. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.


8. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas
9. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

10. Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.

Menurut saya solusi yang dapat diambil dari permasalahan diatas adalah harus  adanya upaya pemerintah secara fundamental. Itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perombakan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sehingga nantinya semua warga masyarakat Indonesia baik miskin ataupun kaya dapat mendapatkan hak ya untuk memperoleh pendidikan.


ISD Sebagai Salah Satu MKDU (Tulisan)


Pada masa kini sudah banyak sekali permasalahan sosial yang timbul disekitar kita. Oleh karena itu pada saat ini sudah sangat diperlukan sekali sebuah metode yang dapat mengatasi permasalahan – permasalahan yang timbul disekitar kita. Salah satunya mungkin dengan memberikan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai dasar para mahasiswa baik di universitas negeri maupun universitas swasta, agar para mahasiswanya diharapkan dapat berfikir secara kritis, berperan sebagai anggota masyarakat yang baik dan mampu mengatasi masalah – masalah yang muncul di masyarakat.
Masalah sosial yang terjadi pada saat ini lebih banyak disebabkan oleh masalah – masalah sepele. Hal ini dapat terjadi dikarenakan sifat, watak dan karakter yang berbeda-beda yang dimiliki oleh setiap orang.  Contohnya saja seperti masalah yang ada disekitar kita seperti masalah dengan tetangga. Kebanyakan masalah antara tetangga disebabkan oleh adanya omongan – omongan yang tidak baik sehingga memunculkan gosip yang tidak benar yang pada akhirnya akan memicu konflik dan perpecahan.
Maka dari sebab itu seharusnya setiap masyarakat harus mempunyai akhlak yang baik agar permasalahan – permasalahan sepele itu dapat dihilangkan. Meskipun masalah sosial tidak dapat dihilangkan secara menyeluruh dikarnakan pasti ada masalah - masalah baru yang akan timbul lagi. Hal ini disebabkan masalah sosial tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh lainnya adalah tawuran yang terjadi dikalangan pelajar seperti sekarang – sekarang ini. Padahal seharusnya tugas mereka adalah belajar dengan sungguh – sungguh dan disiplin agar mendapatkan prestasi yang membanggakan bukannya malah tawuran sesama pelajar yang tidak mendapatkan hasil apa - apa.
tidak memikirkan dampak dari apa yang mereka lakukan, seperti tawuran antar pelajar.
Tawuran tidak hanya akan merugikan pelajar yang mengikuti tawuran tetapi warga, pemukiman warga, anak sekolah lain yang tidak berdosa bahkan bisa menjadi korban pula. Sebenarnya masalah ini dapat dihindarkan jika para pelajar dapat memahami bahwa permasalahn sebenarnya dapat diatasi dengan kepala dingin bukan malah dengan kekerasan. Jika para pelajar ataupun mahasiswa diberikan ilmu sosial dasar yang baik mungkin permasalahan ini dapat dihindari.
Saran saya adalah seharusnya pihak berwajib harus bersikap tegas dalam memberikan sanksi kepada para pelaku agar para pelaku dapat jera. Peran sekolah ataupun universitas juga sangatlah penting, seharusnya mereka lebih menekankan lagi mengenai ilmu sosial dasar agar para pelajar dan mahasiswa memiliki soft skill yang baik. Peran orang tua pun juga sangat diperlukan, sebab kondisi keluarga yang baik akan menimbulkan sikap yang baik pula bagi sorang pelajar ataupun mahasiswa.
      

Senin, 08 Oktober 2012

Individu, Keluarga dan Masyarakat


            Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas dibandingkan dengan jenis makhluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, manusia berupaya untuk mengembangkan sistem – sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti contohnya sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan sistem – sistem lainnya.
Manusia sebagai makhluk individu       
            Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang tisudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri – ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
            Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan – peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya identik dengan tingkah laku masa.
Pertumbuhan individu
            Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan manusia yang menuju kearah yang lebih maju dan menjadi lebih dewasa. Para ahli dari aliran asosiasi berpendapat bahwa pertumbuhan pada dasarnya ialah proses dari asosiasi. Pada proses asosiasi primer bagian – bagian menjadi yang lebih dulu, sedangkan keseluruhan ada setelah bagian itu. Bagian – bagia ini terikat satu sama lain dan menjadi keseluruhan asosiasi. Proses asosiasi itu sendiri ialah proses terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena adanya pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui panca indera yang menimbulkan pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensasi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :
1.    Pendirian Nativistik. Para ahli bependapat bahwa pertumbuhan itu semata – mata ditentukan oleh faktor – faktor yang dibawa sejak lahir.
2.    Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendirian nativistik, mereka menggap bahwa pertumbuhan seseorang semata – mata tergantung pada lingkungan sedangkan dasar tidak berperan sama sekali.
3.    Pendirian Konvergenesi dan interaksional. Para ahli bependapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan sesorang atau dapat dikatakan pendirian ini merupakan campuran dari pendirian nativistik dengan pendirian empiristik.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
1.    Masa vital yaitu dari lahir sampai kira – kira 2 tahun
Pada masa ini individu menggunakan fungsi – fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued pada masa ini kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan.
2.    Masa estetik dari umur kira – kira 2 tahun sampai kira – kira 7 tahun
Masa ini dianggap sebagai masa pertumbuhan . sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi panca indera. Dalam masa ini juga muncul gejala kenkalan yang umumnya terjadi pada usia 3 tahun sampai usia 5 tahun. Anak anak sering menentang kehendak dari orang tua, kadang sampai menggunakan kata – kata kasar dan dengan sengaja melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
3.    Masa intelektual dari umur kira – kira 7 tahun sampai kira – kira 13 tahun
Pada masa ini individu sudah mulai mengeluarkan sifat khas yang dimilikinya. Pada masa ini dapat dilihat dari adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah, sikap tunduk kepada peraturan – peraturan, adanya kecendrungan memuji diri sendiri dan gemar membentuk kelompok sebaya.
4.    Masa sosial dari umur 13 atau 14 tahun sampai dengan umur 21 tahun
Keluarga dan fungsinya didalam kehidupan manusia
            Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing – masing dan menciptakan serta meempertahankan suatu kebudayaan.
Keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga :
1.    Keluarga terdiri dari orang – orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, daerah atau adopsi.
2.    Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household).
3.    Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang – orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi.
4.    Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
1.    Keluarga luas Ultrolokal
2.    Keluarga luas Virolokal
3.    Keluarga luas Uxorilokal
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :
1.    Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan – tantangan alam yang buas saat itu.
2.    Masyarakat maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial atau lebih dikenal dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang ingin dicapai. Masyarakat maju dibedakan lagi menjadi dua yaitu :
1.    Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu golongan primer dan golongan sekunder.
2.    Mayarakat industri. Contoh dari masyarakat ini ialah tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las dan lain – lain.

Pendudduk, Masyarakat dan Kebudayaan


            Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah konsep – konsep yang satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan akan terbentuknnya suatu masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti menandakan masyarakat akan terbentuk apabila terdapat penduduk dan tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk. Sudah tentu penduduk disini ialah kelompok manusia, bukan penduduk atau populasi dalam pengertian umum yang mengandung arti kelompok organisme yang sejenis yang hidup disuatu daerah.
            Demikian pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal hubungan dua yang satu dalam arti bahwa kebudayaan merupakan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang didalam masyarakat itu sendiri.
Penduduk atau warga negara dapat didefinisikan menjadi dua :
1.    Orang yang tinggal disuatu daerah tersebut
2.    Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Penduduk dalam arti luas dapat juga diartikan sebagai kelompok organisme sejenis yang dapat berkembang biak di suatu daerah yang ia tempati pada saat itu. Penduduk dalam arti luas dapat juga dikatakan sebagai suatu populasi seperti contohnya populasi hewan, tumbuhan dan juga tentunya populasi manusia. Penduduk  juga dapat diartikan sebagai orang – orang yang tinggal atau menempati suatu wilayah tertentu, dengan waktu yang tertentu pula dan dapat tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
            Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup ataupun semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah anatara individu dengan individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” itu sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu musyarak. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu pada sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas tertentu.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam mencari mata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasi ada masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat peradaban.
Ada pula yang menyebutkan bahwa masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Pranata sosial disini dimaksudkan sebagai perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.
            Kebudayaan sanagat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Kebudayaan itu sendiri ialah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari – hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda – benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda – benda yang bersifat nyata, misalnya pola – pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain – lainnya yang seluruhnya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
            Dinamika kependudukan menunjukan adanya faktor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain dan tidak bukan karena adanya unsur kelahiran, kematian, kedatangan dan kepergian dari penduduk itu sendiri.
            Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar, yang sering disebut juga dengan Crude Birth Rate (CBR). Disamping itu CBR ini dapat juga kita gunakan untuk mencari tingkat kelahiran dari wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
            Faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah mortalitas atau tingkat kematian secara kasar yang disebut juga dengan Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk.
Kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia
            Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia khususnya ke pulau Jawa. Perpaduan antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India tersebut berlangsung dengan luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau budhisme masuk ke indonesia, khususnya ke pulau Jawa. Ajaran agama Budha ini dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pada Hinduisme, sebab Budhisme tidak menghendaki adanya kasta – kasta dalam masyarakat.
Kebudayaan Islam di Indonesia
            Pada abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah berkembang di Indonesia yang dikembangkan oleh para pemuka – pemuka Islam yang sering kita dengar dengan sebutan wali sanga. Titik sentral peyebaran agama Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam sudah masuk ke Indonesia khususnya ke pulau Jawa jauh sebelum abad ke-15 hal ini dapat dibuktikan karena pada abad ke-11 terdapat seorang wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia, terutama ke pulau Jawa berlangsung dengan damai. Hal ini dikarnakan Islam masuk ke Indonesia tanpa adanya paksaan sama sekali, melainkan dengan cara baik – baik. Di samping itu disebabkan pula dengan sikap toleransi yang dimiliki oleh bangsa kita.
Kebudayaan Barat di Indonesia
            Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa indonesia adalah kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Indonesia ini ketika kaum kolonialisme menggedor masuk ke Indonesia terutama oleh bangsa Belanda

ISD Sebagai Salah Satu MKDU


            Ilmu sosial dasar ialah salah satu mata kuliah dasar umum yang sangat penting adanya yang harus diberikan di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Ilmu sosial dasar diberikan dengan tujuan agar para mahasiswa baik negeri maupun swasta setelah lulus nanti dapat peduli terhdap berbagai permasalahan yang timbul di sekitar masyarakat.
            Secara khusus mata kuliah ini memiliki tujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang :
1.    Berjiwa pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai – nilai pancasila.
2.    Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya.
3.    Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan.
4.    Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat.
Ilmu sosial dasar diberikan dikarnakan pada saat ini sudah banyak para ahli yang mengkeritik mengenai sistem pendidikan yang ada di Indonesia yang saat ini malah menyerupai sistem pendididkan yang ada pada saat masa kolonial penjajahan dahulu kala. Hal ini dikarnakan para ahli berpendapat bahwa sistem pendidikan yang ada hanya bertujuan untuk menghasilkan mahasiswa – mahasiswa yang memiliki keterampilan yang cukup tinggi yang pada akhirnya nanti hanya dijadikan sebagai “tukang – tukang” yang menempati birokrasinya masing – masing dengan memiliki tujuan untuk mengeksploitasi kekayaan Negara sendiri.
Pendidikan Tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana – sarjana  yang memiliki kemampuan seperti :
1.    Kemampuan akademis: adalah kemampuan dimana sarjana dapat berkomunikasi secara ilmiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, dan analitis. Serta dapat merumuskan suatu masalah yang sedang dihadapi dan mampu menawarkan sebuah alternative suatu cara pemecahannya.
2.    Kemampuan professional: adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini para sarjana diharapkan mampu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tinggi dalam bidang profesi masing – masing para sarjana.
3.    Kemampuan personal: adalah kemampuan kepribadian dari seorang sarjana tersebut. Dengan kemampuan ini diharapkan para sarjana memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku, serta tindakan yang mencerminkan kepribadian dari bangsa Indonesia dan memiliki pandangan yang luas terhadap berbagai masalah yang ada di masyarakat Indonesia.

Ilmu pengetahuan dikelompokan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1.    Ilmu – ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu ini bertujuan untuk mengetahui keteraturan – keteraturan yang terdapat di alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
2.    Ilmu – ilmu Sosial ( social science ). Ilmu ini bertujuan untuk mengkaji keteraturan – keteraturan yang terdapat didalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu – ilmu alamiah.
3.    Pengetahuan Budaya ( the humanities ). Ilmu ini bertujuan untuk memahami dan mencari arti dari kenyataan – kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa – peristiwa dan kenyataan  - kenyataan yang bersifat unik yang kemudian diberi sebuah arti.
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Manusia tidak akan bisa hidup dengan sendiri dikarnakan manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bantuan manusia lainnya. Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya dengan nilai – nilai moral, serta ada kaitannya dengan hubungan – hubungan manusia itu. Pengertian masalah sosial memiliki dua definisi. Definisi pertama merupakan pendefinisian menurut umum dan definisi yang kedua ialah definisi dari para ahli. Menurut warga masyarakat segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial. Sedangkan menurut para ahli, masalah sosial ialah suatu kondisi yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan asas studi dan mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan – kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.
Diberdayakan oleh Blogger.