Penduduk masyarakat dan kebudayaan
adalah konsep – konsep yang satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya
penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula,
memungkinkan akan terbentuknnya suatu masyarakat di wilayah tersebut. Ini
berarti menandakan masyarakat akan terbentuk apabila terdapat penduduk dan
tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk. Sudah tentu penduduk disini
ialah kelompok manusia, bukan penduduk atau populasi dalam pengertian umum yang
mengandung arti kelompok organisme yang sejenis yang hidup disuatu daerah.
Demikian pula hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal hubungan dua yang satu
dalam arti bahwa kebudayaan merupakan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan
hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang didalam masyarakat itu sendiri.
Penduduk atau warga negara dapat
didefinisikan menjadi dua :
1.
Orang
yang tinggal disuatu daerah tersebut
2.
Orang
yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Penduduk dalam arti luas dapat juga diartikan
sebagai kelompok organisme sejenis yang dapat berkembang biak di suatu daerah
yang ia tempati pada saat itu. Penduduk dalam arti luas dapat juga dikatakan
sebagai suatu populasi seperti contohnya populasi hewan, tumbuhan dan juga tentunya
populasi manusia. Penduduk juga dapat
diartikan sebagai orang – orang yang tinggal atau menempati suatu wilayah tertentu,
dengan waktu yang tertentu pula dan dapat tumbuh dan berkembang dalam wilayah
tertentu pula.
Masyarakat adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup ataupun semi terbuka, dimana
sebagian besar interaksi adalah anatara individu dengan individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” itu sendiri berasal dari bahasa Arab
yaitu musyarak. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu pada
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas tertentu.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan
cara utamanya dalam mencari mata pencaharian. Pakar ilmu sosial
mengidentifikasi ada masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis,
masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat peradaban.
Ada pula yang menyebutkan bahwa masyarakat adalah
suatu kesatuan kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang
keteraturannya dalam kehidupan sosialnnya telah dimungkinkan karena memiliki
pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Pranata
sosial disini dimaksudkan sebagai perangkat peraturan yang mengatur peranan
serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok.
Kebudayaan sanagat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Kebudayaan itu sendiri ialah sesuatu yang
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari – hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda
– benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda – benda yang bersifat nyata, misalnya pola – pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain – lainnya
yang seluruhnya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Dinamika kependudukan menunjukan
adanya faktor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya
pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain dan tidak bukan karena
adanya unsur kelahiran, kematian, kedatangan dan kepergian dari penduduk itu
sendiri.
Fertilitas adalah tingkat
pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk
dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu
penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar, yang sering disebut
juga dengan Crude Birth Rate (CBR). Disamping itu CBR ini dapat juga kita
gunakan untuk mencari tingkat kelahiran dari wanita umur tertentu yang disebut
Age Specifica Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran
dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
Faktor kedua yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk ialah mortalitas atau tingkat kematian secara kasar yang
disebut juga dengan Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun
perseribu penduduk.
Kebudayaan
Hindu dan Budha di Indonesia
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu
masuk ke Indonesia khususnya ke pulau Jawa. Perpaduan antara kebudayaan
setempat dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India tersebut berlangsung
dengan luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau budhisme masuk ke
indonesia, khususnya ke pulau Jawa. Ajaran agama Budha ini dapat dikatakan
berpandangan lebih maju dari pada Hinduisme, sebab Budhisme tidak menghendaki adanya
kasta – kasta dalam masyarakat.
Kebudayaan
Islam di Indonesia
Pada abad ke-15 dan ke-16, agama
Islam telah berkembang di Indonesia yang dikembangkan oleh para pemuka – pemuka
Islam yang sering kita dengar dengan sebutan wali sanga. Titik sentral peyebaran
agama Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam sudah
masuk ke Indonesia khususnya ke pulau Jawa jauh sebelum abad ke-15 hal ini
dapat dibuktikan karena pada abad ke-11 terdapat seorang wanita Islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia,
terutama ke pulau Jawa berlangsung dengan damai. Hal ini dikarnakan Islam masuk
ke Indonesia tanpa adanya paksaan sama sekali, melainkan dengan cara baik –
baik. Di samping itu disebabkan pula dengan sikap toleransi yang dimiliki oleh
bangsa kita.
Kebudayaan
Barat di Indonesia
Unsur kebudayaan yang juga memberi
warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa indonesia
adalah kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Indonesia ini ketika
kaum kolonialisme menggedor masuk ke Indonesia terutama oleh bangsa Belanda
0 komentar:
Posting Komentar