Main Menu

Kamis, 10 Januari 2013

AGAMA DAN MASYARAKAT (TULISAN)



Pada bahasan kali ini, saya akan membahas tentang  pengaruh agama di dalam masyarakat, serta bentuk-bentuk konflik tentang perbedaan beragama di salah satu negara di dunia. Menurut pendapat saya, agama adalah kepercayaan yang dianut seseorang untuk membimbing hidupnya serta menjadi pedoman bagi segala aktifitas yang dilalui seseorang.

Di negara Indonesia, terdapat 5 agama atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya. Yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha. Agama atau kepercayaan yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah Agama Hindu, setelah agama Hindu kemudian masuklah Agama Budha, setelah agama Budha  kemudian masuklah Agama Islam, setelah agama Islam, kemudian disusul oleh agama Kristen dan Katolik.  Sejauh yang saya tahu, menurut saya bahwa perbedaan beragama di Indonesia dapat berjalan dengan damai dan aman –aman saja. Sebagai buktinya di wilayah Jakarta terdapat tempat beribadah bagi umat Muslim yaitu Mesjid Istiqlal, mesjid yang bisa saya katakan sangat besar  ini terletak di depan atau di seberang tempat beribadah umat Kristen, yaitu Gereja Katedrhal. Menurut saya ini sudah cukup membuktikan bahwasannya perbedaan beragama bukanlah menjadi penghalang masyarakat untuk hidup damai, aman, dan tentram.

Sebagai hak asasi manusia, bahwa setiap manusia berhak untuk mendapatkan kebebasan beragama. Jadi, siapapun orangnya, mau kaya atau miskin, mau tua atau muda, mau pria atau wanita, adalah berhak untuk mendapatkan kebebasan beragama. Dan merupakan suatu kewajiban seseorang untuk menghormati umat beragama lain. Sebagai contoh, misalnya Si A beragama Islam, sedangkan Si B beragama Katolik, ketika Si A melakukan ibadahnya di mesjid untuk sholat, kewajiban dari Si B adalah menghormati Si A yang sedang melakukan ibadahnya, begitu juga sebaliknya, ketika Si B sedang melakukan ibadahnya di gereja, sudah menjadi kewajiban Si A untuk menghormati Si B yang sedang melakukan ibadahnya. Itulah  yang dinamakan dengan  Toleransi Beragama.

Sedangkan untuk konflik beragama, yang saya ketahui adalah beberapa agama yang berselisih prinsip tentang agama yang dianut nya masing-masing. Sebagai salah satu contoh yang saya ketahui, di negara India. Di India terdapat banyak agama yang dianut oleh masyarakatnya, salah satunya adalah agama Hindu dan agama Islam. Yang menjadi dasar konflik nya adalah untuk agama Hindu, dalam upacara keagamaannya umat Hindu mendewakan sapi, dalam arti lain sapi sangatlah dihormati oleh umat Hindu. Untuk agama Islam, untuk merayakan salah satu hari raya nya yaitu Hari Raya Idul Adha, di dalam hari raya ini, umat muslim bagi yang mampu diwajibkan untuk menyembilih sapi atau kambing yang kemudian dagingnya akan dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Yang menjadi konflik nya adalah, untuk agama Islam untuk merayakan hari raya nya diperlukan pemotongan kambing/sapi, sedangkan untuk agama Hindu untuk merayakan hari raya nya umatnya menghormati atau mendewakan sapi, nah dari sini lah awal konflik antar umat beragama di India.


AGAMA DAN MASYARAKAT



Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan suatu kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya dan menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya. Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasisecara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.
Berdasarkan sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari IndiaTiongkokPortugalArab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.
Islam :Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam ke Indonesia melalui perdagangan.

Hindu : Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti KutaiMataram dan Majapahit.

Budha : Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu.

Kristen Katolik : Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.

Kristen Protestan : Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonialBelanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia.Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah baratPapua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.

Konghucu : Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual.
Agama bukanlah suatu entitas independen yang berdiri sendiri. Agama terdiri dari berbagai dimensi yang merupakan satu kesatuan. Masing-masingnya tidak dapat berdiri tanpa yang lain. seorang ilmuwan barat menguraikan agama ke dalam lima dimensi komitmen. Seseorang kemudian dapat diklasifikasikan menjadi seorang penganut agama tertentu dengan adanya perilaku dan keyakinan yang merupakan wujud komitmennya. Ketidakutuhan seseorang dalam menjalankan lima dimensi komitmen ini menjadikannya religiusitasnya tidak dapat diakui secara utuh. Kelimanya terdiri dari perbuatan, perkataan, keyakinan, dan sikap yang melambangkan (lambang=simbol) kepatuhan (=komitmen) pada ajaran agama. Agama mengajarkan tentang apa yang benar dan yang salah, serta apa yang baik dan yang buruk.
Agama berasal dari Supra Ultimate Being, bukan dari kebudayaan yang diciptakan oleh seorang atau sejumlah orang. Agama yang benar tidak dirumuskan oleh manusia. Manusia hanya dapat merumuskan kebajikan atau kebijakan, bukan kebenaran. Kebenaran hanyalah berasal dari yang benar yang mengetahui segala sesuatu yang tercipta, yaitu Sang Pencipta itu sendiri. Dan apa yang ada dalam agama selalu berujung pada tujuan yang ideal. Ajaran agama berhulu pada kebenaran dan bermuara pada keselamatan. Ajaran yang ada dalam agama memuat berbagai hal yang harus dilakukan oleh manusia dan tentang hal-hal yang harus dihindarkan. Kepatuhan pada ajaran agama ini akan menghasilkan kondisi ideal.

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan (Tulisan)

Ilmu pengetahuan lazim digunakan  dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identitas sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu, Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan, Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas  ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif, Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada, Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu, Merasa pasti bahwa setiap  pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Teknologi
            Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi. Luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Rasionalistas, Artifisialitas, Otomatisme,  Teknik berkembang pada suatu kebudayaan, Monisme, Universalisme, dan Otonomi.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai berikut : Teknik meluputi bidang ekonomi,  Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer, Teknik meliputi bidang manusiawi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Kemiskinan
Kemiskinan dapat diartikan  sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.  Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal : Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, Posisi  manusia dalam lingkungan sekitar, Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
            Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
            Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll,
2.      Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,
3.      Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD
4.      Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5.      Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsure :
1.      Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2.      Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3.      Kemiskinan  buatan. Yang  relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur  buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Kemiskinan (yang membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan



Ilmu pengetahuan biasa digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen utama sebagai penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal :
Tidak adanya perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang bersifat obyektif.
Bersifat selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala.
Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

Teknologi yang berkembang dengan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi.
Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sektor kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.

Seorang ahli bernama Alvin Tofler (1970) mengemukakan bahwa teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik lagi.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
Tidak memiliki factor – faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan dan lain sebagainya.
Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataupun modal usaha.
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD.
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT(TULISAN)



Manusia merupakan mahluk sosial,yang dimana manusia tidak dapat hidup tanpa peran ataupun bantuan dari orang lain.Oleh sebab itu didasari oleh kodrat manusia sebagai mahluk sosial,yang saling membutuhkan satu sama lainnya,maka tercipta kelompok-kelompok manusia yang disebut masyarakat.Seperti kita ketahui di dalam masyarakat manusia saling membantu satu sama lainnya serta,diantara masing-masing individu di dalam sebuah masyarakat terdapat sebuah keterikatan ataupun hubungan diantara anggota masyarakat tersebut.Itulah yang sering dikenal dengan Integrasi Masyarakat.
Integrasi sosial(masyarakat) pada dasarnya didasari karena adanya kerja sama yang baik diantara sesama anggota masyarakat itu sendiri.Integrasi masyarakat sesungguhnya akan terwujud apabila masing-masing individu yang berada di dalam suatu kelompok masyarakat dapat mengendalikan prasangka yang ada ditengah masyarakat itu sendiri,sehingga tidak terjadi konflik,dominasi, dan tumbuhnya Integrasi yang baik tanpa paksaan yang terjalin di dalam kelompok masyarakat tersebut.
Namun,Kondisi sekarang ini sangatlah bertolak belakang dengan prinsip serta makna Integrasi didalam suatu masyarakat.Sekarang,justru sering terjadi pertentangan-pertentangan sosial di dalam sebuah masyarakat.Biasanya ini dikarenakan setiap anggota masyarakat belum dapat menyadari esensi dari Integrasi dalam masyarakat dan banyaknya anggota masyarakat yang masih memiliki prasangka negatif diantara masing- masing individu,serta  lebih mementingkan dan menonjolkan ras  di dalam kehidupan bermasyarakat.Sehingga menimbulkan sikap diskriminatif diantara anggota masyarakat.Padahal inilah yang menyebabkan keretakan  serta perpecahan dari dalam masyarakat itu sendiri.Seharusnya kita sebagai individu yang mengetahui kodrat kita sebagai mahluk sosial,haruslah menyadari bahwa kita hidup bersosialisasi dan saling membutuhkan satu sama lainnya.Oleh sebab itu dalam hidup bersosialisasi khususnya di dalam masyarakat,kita seharusnya lebih mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan individu,serta mengesampingkan prasangka-prasangka negatif dan perilaku diskriminatif.Karena pada dasarnya di dalam  sebuah masyarakat tercipta sebuah kesatuan yang didasari oleh kebersamaan diantara masing-masing individu di dalam masyarakat itu sendiri.Dengan Integrasi Masyarakat yang terjalin dengan baik, maka nantinya akan terwujud kehidupan sosial (bermasyarakat) yang damai dan sejahtera.
Diberdayakan oleh Blogger.