Ilmu pengetahuan lazim digunakan dalam pengertian
sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang
masing-masing punya identitas sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada
keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara
teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan
sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian
pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam
pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa
pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang
budi. Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori
kebenaran pengetahuan :
Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu
mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu, Pengetahuan dianggap
benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan, Pengetahuan dianggap benar
apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis,
dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis
dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas
ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya. Komponen aksiologis
adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif
diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi
pengetahuan ilmiah yang obeyktif, Selektif, artinya mengadakan pemilihan
terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan
mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada, Kepercayaan yang layak
terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang
digunakan untuk mencapai ilmu, Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori
maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk
dibuktikan kembali.
Teknologi
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah
dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu
seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses
produksi. Luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial
pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu
adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja
(1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Rasionalistas, Artifisialitas,
Otomatisme, Teknik berkembang pada suatu kebudayaan, Monisme,
Universalisme, dan Otonomi.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai
bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai berikut :
Teknik meluputi bidang ekonomi, Teknik meliputi bidang organisasional
seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer, Teknik
meliputi bidang manusiawi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang
dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem
yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti
kemiskinan.
Kemiskinan
Kemiskinan dapat diartikan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Garis kemiskinan
yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal : Persepsi manusia terhadap
kebutuhan pokok yang diperlukan, Posisi manusia dalam lingkungan sekitar,
Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai
uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga
garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia,
dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki
factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll,
2. Tidak memiliki kemungkinan
untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,
3. Tingkat pendidikan mereka
rendah, tidak sampai tamat SD
4. Kebanyakan tinggal di desa
sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota
berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan
kedalam tiga unsure :
1. Kemiskinan yang disebabkan
handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan
oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan.
Yang relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia
terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan
yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik struktur
ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Kemiskinan (yang membudaya) itu disebabkan
oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi
dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme,
dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.
0 komentar:
Posting Komentar